PENGARUH KELUARGA DAN RUMAH TANGGA DALAM PERILAKU KONSUMEN
Keluarga adalah kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu,
memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di
antara individu tersebut atau dapat pula diartikan sebagai unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga)
Faktor
terpenting dalam keputusan pembelian suatu barang adalah keluarga dan rumah
tangga, karena keluarga dan rumah tangga mempunyai peran yang sangat andil
dalam mempengaruhi individu atau anggota keluarganya, mengapa dikatakan
demikian?, karena keluarga dijadikan patokan dari konsumen sebagai pembeli
suatu produk. Akan tetapi pembeli dalam keluarga tersebut tidak langsung
membeli produk, dikarenakan beberapa hal, yaitu:
1.
Adanya Motivasi
Konsumen
akan membeli barang tersebut jika konsumen tersebut termotivasi untuk
membelinya, begitu juga sebaliknya jika konsumen tidak termotivasi untuk
membeli barang tersebut maka konsumen tidak membeli barang tersebut.
2.
Adanya Daya Beli
Jika
konsumen telah terpengaruh oleh keluarga, teman, rumah tangga, atau lingkungan
sekitar akan sia-sia jika konsumen tersebut tidak memiliki daya beli untuk
membeli barang atau produk tersebut, konsumen hanya bisa berangan-angan dan
hanya memiliki keinginan untuk memiliki barang tersebut.
Perbedaan
Rumah tangga dan Keluarga
Rumah
tangga: Hanya mencangkup 1 keluarga saja, yang terdiri dari ayah, ibu,
anak-anak
Keluarga:
cangkupannya lebih luas, terdiri dari beberapa keluarga, seperti om, tante,
sepupu, mertua, dan lain-lain.
Keluarga
memiliki pendapatan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumah
tangga karena jumlah yang lebih banyak dari individu yang bekerja di dalam
keluarga. Untuk keluarga maupun rumah tangga, keempat variabel structural yang
paling memberi dampak pada keputusan pembelian dan yang demikian paling menarik
bagi pemasar adalah usia kepala rumah tangga atau keluarga, status perkawinan,
kehadiran anak, dan ststus pekerjaan. Dengan adanya anak maka konsumsi rumah
tangga akan bertambah, yaitu konsumsi pakaian anak, susu untuk anak-anak, buku
untuk sekolah anak dan lain-lain. Maka dari itu rumah tangga dan keluarga dapat
mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian produk.
Seorang
anak yang biasanya berperan sebagai pengguna akhir dari produk yang dibeli
dapat memberi pengaruh yang tidak kecil pada pengambilan keputusan pembelian
suatu barang dalam keluarganya. Biasanya anak mencoba memberi pengaruh pada
orang tuanya untuk membeli.Walaupun anak tidak mendominasi pengambilan
keputusan beli, mereka mempunyai potensi yang besar untuk membentuk aliansi
baik dengan ayahnya maupun dengan ibunya dalam membentuk mayoritas pengambilan
keputusan beli. Anak bisa berpengaruh pada setiap tahap proses membeli kecuali
pada keputusan berapa banyak uang yang akan dibelanjakan (Prasetijo dan
Ihalauw, 2005;169).
Pendapat
ini dikuatkan oleh suatu penelitian yang dilakukan oleh James F. Nelson yang
menjelaskan tentang anak-anak sebagai sumber informasi yang signifikan dalam
pengambilan keputusan keluarga. Sebagai sumber informasi anak-anak dapat
mempengaruhi keputusan pembelian keluarga dalam pengenalan kebutuhan, dan
memberikan informasi, tetapi tidak terlibat dalam keputusan informasi, tetapi
tidak terlibat dalam keputusan akhir. Nelson juga menemukan fakta bahwa faktor
pendapatan lebih berpengaruh dalam memperkirakan keterlibatan seorang anak
dalam sebuah keputusan (Nelson, 1979; 421)
Palan
dan Wilkes mengemukakan empat strategi yang digunakan oleh anak remaja untuk
mempengaruhi orang tua dalam pembelian barang, yaitu:
1.
Tawar Menawar
2.
Membuju
3.
Emosional
4.
Permintaan
Sumber:
Komentar
Posting Komentar